Rabu, 28 April 2010

Pengumuman Hasil UN tingkat SMA/SMK/MA tahun 2010 Di Beberapa Kota

Di Batam.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Drs Muslim Bidin

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Drs Muslim Bidin

“InsyaAllah pengumuman tetap hari senin tanggal 26 April 2010″ ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam Drs Muslim Bidin menjawab sms yang ku kirim pada Sabtu petang (24/04) kemarin . Karena hasil pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat telah keluar, Jumat (23/4).

Muslim Bidin menegaskan, dari 4.700 siswa Batam peserta UN ada peserta yang tidak lulus. Mereka para Kepala Disdik Provinsi Kepri dan Disdik kabupaten/kota se-Kepri, menggelar rapat. Ada yang tidak lulus. Namun Muslim tak menyebutkan berapa persen yang tidak lulus. ”Kita sudah berkomitmen tak akan bocorkan sebelum waktunya,” ujarnya.
Menurut Muslim, seperti tahun lalu pihaknya baru mengungumkan kelulusan Senin (26/4) besok pukul 16.00 WIB serentak di seluruh sekolah di Batam. ”Pihak sekolah pun belum mengetahui mengenai kelulusan. Kita baru mengadakan rapat dengan pihak sekolah Senin pagi di kantor Disdik kota Batam.

Mengapa sore hari ?, bukan kah Jumat sudah di terima?… mungkin untuk menghindari corat coret atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari para siswa yang lulus, kalau pagi kan panjang waktu untuk siswa siswa untuk turun kejalan. Disdik mengimbau, para siswa yang mengambil hasil kelulusan di sekolah agar didampingi orang tua.

Biasanya siswa terlalu berlebihan dalam meng ekspresikan kebahagiaannya. ”Kita imbau kepada siswa, terutama orangtua siswa agar memberi arahan agar anaknya tidak pergi ke sekolah pada Senin besok menggunakan motor,” tegas Muslim. Berkaitan dengan teknis pengumuman UN, Disdik juga telah instruksikan sekolah agar dalam mengumumkan hasil UN kepada siswa dibagikan dengan menggunakan amplop.

Tahun ini Disdik Kota Batam juga memberi aturan baru. Semua siswa yang akan menerima hasil pengumuman harus memakai baju biasa dan bukan baju seragam. ”Kita juga mengantisipasi aksi corat coret baju,” terangnya. Muslim juga menyarankan agar amplop hasil pengumuman dibagikan saat siswa mau ke luar pagar, agar tidak terjadi desak-desakan dan amuk siswa yang stres tidak lulus.

Sepeti diketahui, tahun 2009 lalu, tingkat kelulusan siswa di Batam sebanyak 91,7 persen. Tahun ini, Disdik Kota Batam menargetkan 85-90 persen kelulusan.

Di Provinsi Riau.

Untuk Provinsi Riau terdapat 3.615 siswa yang gagal tahun ini artinya melonjak 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. meskipun pengumuman dilakukan Senin (26/04/2010) Dinas Pendidikan Provinsi Riau telah menerima hasil penilaian yang dilakukan oleh pusat. Untuk Provinsi Riau, hasil UN tahun ini jauh mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika 2009 tingkat kelulusan UN SMU mencapai 97,5 persen atau 1.338 dari total peserta 42.777, tahun ini hanya 93.97 persen.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Riau dari total 59.946 peserta UN SMA sederajat di Riau, terdapat 3.615 (6.03 persen) peserta yang gagal alias tidak lulus. Jumlah ini merupakan akumulasi dari peserta UN dari SMA, Madrasah Aliyah dan SMK.

Secara rinci, peserta dari SMA dan Madrasah Aliyah tingkat kelulusannya cukup membanggakan, yakni mencapai 96,86 persen atau dari total 44.641 peserta, hanya 1.403 orang yang tidak lulus. Prosentasi paling buruk untuk tingkat kelulusan terjadi pada peserta dari SMK. Dari 15.305 peserta, terdapat 2.212 orang tak lulus atau 23,61 persen.

“Untuk peserta SMA dan Madrasah Aliyah prosentase kelulusannya masih cukup bagus, namun untuk peserta dari SMK memang terjadi penurunan yang sangat dratis,” keluh Kepala Dinas Pendidikan Riau Irwan Effendi.

Jika berdasarkan jumlah peserta yang tidak lulus, peserta dari Kabupaten Bengkalis paling banyak, yakni mencapai 558 orang, terdiri dari 249 peserta SMA dan MA. Sedangka peserta SMK yang tak lulus 309 orang. Sedangkan Kuansing menjadi daerah dengan peserta tidak lulus tersedikit, hanya 152 orang. Terdiri dari SMA dan MA 35 orang. Sedangkan SMK terdapat 117 peserta tidak lulus.

Namun jika berdasarkan prosentase, maka untuk peserta dari SMA dan MA, Kabupaten Kepulauan Meranti tertinggi, dengan 8,01 persen (188 orang). Sedangkan Pekanbaru terendah dengan 0,93 persen atau hanya 68 peserta. Sementara untuk peserta dari SMK, prosentase peserta yang tak lulus tertinggi ada di Kabupaten Bengkalis dengan 41,23 persen (309 peserta). Sedangkan dengan prosentase hanya 3,90 persen (32) menjadikan peserta UN kelompok SMK Kabupaten Kampar terendah prosentasenya.

Di Solo.

Sementara Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Pemkot Surakarta memutuskan untuk menunda pengumuman hasil ujian nasional (UN) tingkat SLTA. Penundaan tersebut terkait dengan pelaksanaan Pemilu kepala daerah (pilkada) Kota Surakarta yang berlangsung pada hari yang sama dengan jadwal pengumuman UN.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota KPU Kota Surakarta, Untung Sutanto, kepada wartawan di Kantor KPU Kota Surakarta di kompleks Stadion Manahan, Senin (12/4/2010). Menurutnya, keputusan tersebut merupakan hasil koordinasi yang dilakukan KPU dengan Desk Pilkada yang dibentuk Muspida Kota Surakarta.

“Seharusnya pengumuman dilakukan Senin 26 April 2010 pagi hari, tetapi karena bersamaan dengan pilkada akhirnya pengumuman hasil UN untuk SLTA baru dilakukan pada pukul 16.00 WIB. Keputusan itu dilakukan untuk memberi kesempatan kepada pemilih memberikan suara dalam pilkada ,” papar Untung.

Selain itu, lanjutnya, dalam pengumuman tersebut pihak sekolah hanya mengundang orangtua siswa untuk mengambil hasil tes UN yang dilakukan anaknya. Petimbangannya adalah untuk menjaga kondusivitas kota karena bersamaan dengan peningkatan suku politik pada pilkada tersebut.

Pilkada di Kota Surakarta diikuti dua pasangan calon yaitu pasangan incumbent Joko Widodo – Hadi Rudyatmo yang dicalonkan oleh PDIP dan pasangan Eddy Wirabhumi – Supradi Kertamenawi yang diajukan Partai Demokrat.

Di Palembang.

Hasil Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA 2010 secara resmi baru akan diumumkan pada Senin, 26 April mendatang. Namun dapat diketahui, dari 76.508 jumlah peserta, tercatat 73.466 siswa yang lulus dan 3.042 siswa dinyatakan tidak lulus. Bahkan ada satu sekolah yang menjadi peserta UN tidak lulus 100 persen.”Memang ada sekolah yang tidak lulus 100 persen, tapi kami belum mau kasih tahu,” kata Kadisdik Provinsi Sumsel, Widodo, di Palembang, Sabtu (25/4/2010).

Agar menghindari dampak buruk, Widodo tidak mau menyebutkan nama sekolah tersebut kecuali saat pengumuman resmi. Ia menjelaskan, angka kelulusan UN tahun ini mencapai 96,02 persen, turun 2,13 persen dibanding kelulusan tahun 2008/2009, yaitu 98,15 persen.

Kendati demikian, kata Widodo, pihaknya merasa puas dengan hasil tersebut. Sebab, angka itu paling tidak menunjukkan adanya peningkatan dari aspek pengawasan. Ia juga tidak menampik adanya indikasi kecurangan seperti diberitakan media massa.

“Secara keseluruhan kita sangat puas dengan UN tahun ini. Paling tidak dalam pengawasan ada peningkatan dibanding sebelumnya,” ujar Widodo.

Rerata Nilai UN SMA/MA 2010 Naik.

m nuh mendiknas

m nuh mendiknas

Rerata nilai kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA/MA 2010 mengalami kenaikan dari 7,25 pada tahun 2009 menjadi 7,29. Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Jumat (23/4/2010).

“Kalau dibandingkan reratanya antara tahun 2009 dan 2010 ada peningkatan, ” kata Mendiknas yang didampingi Wakil Mendiknas Fasli Jalal dan sejumlah pejabat eselon I dan II Kemdiknas.

Berdasarkan data sementara Kemdiknas, rerata nilai UN SMA negeri 7,43, sedangkan SMA swasta 7,17. Sementara rerata nilai UN MA negeri 7,25, dan MA swasta 6,96. “Insya Allah hari Senin (hasil UN) akan disampaikan ke masyarakat di masing-masing sekolah,” kata Mendiknas.

Lebih lanjut Mendiknas menyampaikan, dari total peserta UN SMA/MA 2010 sebanyak 1.522.162 siswa terdapat 154.079 (10,12%) siswa yang mengulang. Sementara jumlah siswa yang tidak mengulang 1.368.083 (89,88%) siswa.

Mendiknas menyampaikan, berikut berturut-turut jumlah siswa yang mengulang mulai dari satu sampai dengan enam mata pelajaran, yakni sebanyak 99.433 siswa (64,5%), 25.277 (16,4%), 10.034 (6,5%), 4.878 (3,2%), 2.548 (1,7%), dan 930 (0,6%). Selain itu, kata Mendiknas, terdapat 10.979 (7,1%) siswa yang mengulang karena rerata nilainya di bawah 5,5. “Mudah-mudahan nanti setelah mengulang bisa (lulus) 96 persen,” katanya.

Mendiknas menyebutkan, jumlah siswa yang mengulang untuk tingkat provinsi diantaranya Provinsi Jakarta dari 59.697 peserta mengulang sebanyak 5.426 atau 9,09 persen dan Provinsi Jawa Barat (2,83%).

Di Depok.

Sebanyak 1.321 siswa dari total 13.180 peserta Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dinyatakan tidak lulus. “Siswa yang gagal dalam mengikuti UN tersebut, diwajibkan untuk mengikuti UN ulangan yang akan dilaksanakan 10 hingga 14 Mei 2010,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Depok, Farah Mulyati, di Depok, Minggu (25/4).

Ia mengatakan tingkat kelulusan di kota Depok secara total menurun sekitar 4 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, pesentase kelulusan untuk SMA di Kota Depok mencapai 99,12 persen, dan saat ini mencapai 95,49 persen.

“Sejumlah siswa yang tidak lulus mengeluhkan sulitnya soal paket B,” katanya.

Farah mengatakan pengumuman resmi akan disampaikan sekolah masing-masing pada Senin (26/4) mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Mekanismenya terserah sekolah, apakah diumumkan langsung, melalui intenet, pos, atau SMS.

Lebih lanjut ia mengatakan siswa tersebut sebenarnya bukan tidak lulus tapi harus mengulang atau her UN. “UN merupakan satu dari empat komponen kelulusan. Jadi tidak secara otomatis, yang lulus UN, lulus sekolah, harus memenuhi empat kompenen tersebut,” imbuh Farah.

Sehingga diharapkan, para siswa yang sebelumnya tidak lulus dalam UN utama dan susulan dapat lulus pada UN ulangan.

Mendiknas memberikan catatan khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Tahun lalu cukup bagus sekitar 93 persen (tidak mengulang), tetapi sekarang yang mengulang 23,70 persen dan 77 persen tidak mengulang. Ini daerah Jawa yang paling besar yang mengulang dari sisi persentase,” katanya.

Beberapa provinsi lain yang persentase mengulangnya besar, papar Mendiknas, yakni Kalimantan Tengah (39,29%), Kalimantan Timur (30,53%), Sulawesi Tenggara (35,89%), NTT (52,08%), Maluku Utara (41,16%), dan Gorontalo (46,22%).

Mendiknas mengatakan, berdasarkan analisis internal yang dilakukan, salah satu faktor penyebab turunnya ‘kelulusan’ adalah karena pengawasan yang lebih ketat. “Tetapi jangan diterjemahkan kalau dulu tidak diawasi. Pengawasan sekarang memang lebih ketat,” katanya.

Di Provinsi Gorontalo.

Mendiknas mencontohkan, yang paling menonjol siswa yang mengulang adalah Provinsi Gorontalo. Mendiknas menyebutkan, pada 2009 kelulusan siswa SMA/MA mencapai 96,54 persen, tetapi sekarang turun menjadi 53,53 persen. “Kepala dinas (Gorontalo) menyampaikan pada saat teken kontrak pakta kejujuran bertekad mementingkan kejujuran. Tetapi sekali lagi jangan diterjemahkan yang lulusnya 93 persen ke atas tidak jujur karena memang tidak ada bukti tidak jujur itu,” katanya.

Mendiknas juga telah menyampaikan kepada kepala dinas untuk menginstruksikan kepada sekolah agar memberikan remediasi, pengayaan, dan pelatihan bagi siswa-siswa untuk mata pelajaran yang harus

mengulang. Ujian Ulangan dijadwalkan pada 10-14 Mei 2010.

Di Bali.

Tingkat kelulusan ujian nasional (UN) SMA/SMK di Bali tahun 2010 mencapai 1.093 siswa. Jumlah ini melonjak tajam dibanding tahun 2009 hanya sebanyak 66 siswa.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Provinsi Bali I Wayan Suasta di kantornya, Jl Puputan Raya Renon, Denpasar, Minggu (25/4/2010).

“Tingkat kelulusan tahun ini memang turun. Meskipun turun ini membuktikan tingkat kejujuran siswa itu tinggi,” kata Suasta.

Disebutkan, tingkat kelulusan siswa SMA tahun 2009 mencapai 99,62 persen atau dari 26.775 peserta ujian tingkat SMA, siswa yang tidak lulus sebanyak 20 orang. Sedangkan UN 2010, jumlah siswa SMA yang tidak lulus sebanyak 702 siswa dari 25.562 peserta ujian atau tingkat kelulusan 97,25 persen.

Sementara itu, pada siswa SMK jumlah siswa yang tidak lulus sebanyak 46 dari 11.253 peserta ujian atau tingkat kelulusannya 99,59 persen sedangkan pada tahun 2010, dari 15.425 peserta ujian, siswa tidak lulus 391 orang atau tingkat kelulusannya menjadi 97,47 persen.

“Untuk SMA tingkat kelulusan terendah ada di Kabupaten Buleleng, dan tertinggi di Kabupaten Bangli,” katanya.

Di Ponorogo.

sebagaimana di tulis oleh http://panyaruwe.wordpress.com di Ponorogo SMA Kabupaten Ponorogo, Tidak Lulus IPA=41, IPS=16 di samping itu kepala dinas juga menginstruksikan kepada sekolah agar memberikan remediasi, pengayaan, dan pelatihan bagi siswa-siswa untuk mata pelajaran yang harus mengulang. Ujian Ulangan dijadwalkan pada 10-14 Mei 2010.

Daftar SMA Se Ponorogo.

1. SMA 1 Ponorogo : lulus semua
2. SMA 2 Ponorogo : lulus semua

3. SMA 3 Ponorogo :
4. SMA 1 Babadan : 1 tidak lulus
5. SMA 1 Kauman :
6. SMA 1 Badegan :
7. SMA 1 Sampung :
8. SMA 1 Slahung : 2 tidak lulus
9. SMA 1 Balong :
10. SMA 1 Bungkal :
11. SMA 1 Mlarak :
12. SMA 1 Jetis :
13. SMA 1 Sambit :
14. SMA 1 Ngrayun : 3 tidak lulus
15. SMA 1 Pulung :
16. SMA 1 Sooka :
17. SMA 1 Jenangan :
18. SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo : 7 tidak lulus
19. SMA Bakti : lulus semua
20. SMA Merdeka :
21. SMA Muhammadiyah 3 Jetis :
22. SMA Hudaya Ponorogo :
23. SMA PGRI Ponorogo :
24. SMA Immersion : 4 tidak lulus

Dari 1.522.162 peserta ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan madrasah aliyah, sebanyak 154.079 siswa di antaranya, atau sekitar 10,12 persen tidak lulus. Siswa-siswa tersebut harus mengikuti ujian nasional ulangan yang akan diselenggarakan pada 10-14 Mei 2010.

Dari data hasil ujian nasional tahun 2010, jumlah paling banyak siswa yang tidak lulus dan harus mengikuti ujian nasional ulangan ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (23,7 persen), Kalimantan Tengah (39 persen), Kalimantan Timur (30,53 persen), Nusa Tenggara Timur (52,08 persen), dan Gorontalo (46,22 persen).

Adapun persentase siswa yang paling banyak lulus ada di Bali (97,18 persen), Jawa Barat (97,03 persen), Jawa Timur (96,69 persen), dan Sumatera Utara (95,85 persen).

Diambil dari beberapa sumber. (depdiknas/Detik.com/Batam Pos/riauterkini.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar